BULAN NOVEMBER ADALAH PUNCAK KINERJA DALAM SETAHUN, setelah itu masuk bulan Desember untuk menutupnya. Apa yang kita peroleh sepanjang tahun disimpulkan pada bulan November ini, sehingga menjadi saat yang tepat pula untuk membentuk evaluasi, tentang apa yang mau dikerjakan di tahun berikutnya.
Setiap investor yang profesional selalu mengenali faktor risiko terlebih dahulu sebelum mengejar perolehan hasil. Di bulan November, kita dapat melihat seperti apakah tingkat risiko yang dihadapi, seperti apa harapan yang bisa diperoleh tahun depan, dan apa yang harus dilakukan. Kita bisa memulainya dari memandang perubahan yang terjadi secara makro, di Indonesia.
Secara makro, kita melihat bahwa tingkat suku bunga perbankan telah menurun dibandingkan dengan awal tahun. Memang masih ada dua bulan tersisa di 2016, tapi gambaran cukup jelas. Apakah ini merupakan kabar baik? Sebentar.... tentunya kita juga perlu melihat bahwa tingkat penyaluran kredit tidak meningkat, dan PDB cukup susah dipertahankan di angka 5%.
Singkatnya, jika Anda bisa lebih mudah meminjam uang dari bank, tidak berarti Anda akan lebih mudah membangun usaha atau menjual sesuatu. Kita menemukan bahwa tingkat NPL (non-performing loan) perbankan Indonesia meningkat dari 2,36% di Januari 2015 jadi 3,2% di Agustus 2016, dan itu berarti tahun ini lebih banyak pengusaha yang kesulitan untuk mengembalikan kreditnya dibanding tahun lalu. Apakah tahun 2017 akan menjadi lebih mudah?
Belum tentu. Saat ini kondisi menekan terjadi terhadap semua negara di dunia. Kemarin Mesir sudah mengambangkan nilai tukar uangnya dan jatuh 48% dalam semalam. Kondisi di Eropa tidak membaik. Di Asia, kondisi Jepang dan China -- dua kekuatan terbesar -- masih lemah walau dalam 4 bulan terakhir ada peningkatan signifikan di China. Masalah selain dari perlambatan adalah pertambahan hutang negara -- sovereign debt. Di awal 2016, para ekonom bertanya-tanya apakah tahun 2016 akan menjadi tahun krisis gagal bayar hutang negara.
Indonesia sendiri juga mengalami pertambahan hutang, namun di tahun ini kita berhasil mengadakan tax amnesty yang mendatangkan uang tebusan lebih dari 98 Triliun Rupiah saat tulisan ini dibuat. Tahun depan tax amnesty akan berakhir pada bulan Maret, tentunya setelah itu pendapatan pajak akan lebih terstruktur dengan perluasan basis wajib pajak. Apakah pendapatan pajak akan meningkat signifikan? Perlu kita cermati. Pertanyaannya: apakah dengan kenaikan pendapatan pajak, juga akan terjadi kenaikan belanja negara yang menggerakkan perekonomian? Saat ini penggerak ekonomi terbesar adalah konsumsi rumah tangga, dengan porsi terbesar untuk kesehatan, lalu pendidikan, transportasi, dan makanan-minuman.
Dengan beban makro ekonomi, timbul kenaikan masalah sosial, baik berupa tingginya kejahatan maupun keresahan sosial, yang bisa mengakibatkan huru hara. Dalam keadaan tertekan, banyak orang menjadi semakin mementingkan diri sendiri, atau menjadi fanatik dalam kepercayaan, serta turunnya kemampuan bertoleransi. Pada masyarakat yang tingkat pendidikannya belum tinggi, pengaruh hasutan melalui media sosial dapat mendapatkan respon yang membangun momentum dalam skala besar, serta mampu merusak tatanan masyarakat damai yang telah terbentuk.
Seluruh faktor ini menjadi alasan bagi banyak orang untuk bekerja di tempat yang lebih jauh, melakukan lebih banyak perjalanan -- meningkatkan risiko di dalam kesehatan, kecelakaan, dan risiko menjadi korban kejahatan. Tentunya juga ada peluang untuk menghasilkan lebih besar, dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar di area-area dengan pertumbuhan infrastruktur yang signifikan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi.
Bagaimana mengelola risiko yang timbul? Perhatikanlah bahwa pengeluaran rumah tangga banyak yang dikucurkan untuk biaya kesehatan. Kenyataannya biaya kesehatan meningkat, dan untuk perawatan serius di rumah sakit, beban pembayaran tinggi bisa membuat bangkrut keluarga. Karena itu, penting untuk memastikan memiliki perlindungan asuransi kesehatan.
Dengan meningkatnya frekuensi perjalanan yang dilakukan, asuransi kecelakaan juga menjadi lebih dibutuhkan. Ingatlah bahwa ada tiga hal yang penting dalam kasus kecelakaan dalam perjalanan: evakuasi (dibawa dari lokasi kecelakaan ke rumah sakit besar terdekat), repatriasi (dibawa dari lokasi kejadian ke rumah tinggal, terutama jika meninggal dunia karena kecelakaan), dan biaya semua pelayanan medis sebelum Tertanggung meninggal dunia, atau biaya medis perawatan cacat yang terjadi paska kecelakaan.
Dari segi finansial, risiko pembayaran hutang yang terputus karena musibah juga harus diperhitungkan dengan baik. Jika kita memiliki kartu kredit yang aktif digunakan, pastikan ada asuransi yang memberikan pelunasan seluruh tagihan bilamana terjadi suatu musibah pada diri pemegang kartu kredit. Untuk jenis hutang yang lain, kita perlu membuat Asuransi Jiwa dengan nilai Uang Pertanggungan yang sepadan dengan besarnya hutang, ditambah suatu nilai pengganti pendapatan yang hilang bagi keluarga.
Untuk berbagai kondisi risiko, dibutuhkan suatu manajemen risiko yang komprehensif, bukan hanya dengan membeli polis Asuransi saja. Kita membutuhkan konsultan Asuransi yang kompeten dan memahami pengelolaan risiko secara utuh. Dengan besarnya beban biaya premi, maka rencana pembayaran premi dengan investasi -- pada produk Asuransi Unit Link dan investasi terpisah seperti di reksadana membutuhkan Agen yang juga menguasai aspek-aspek investasi.
Jangan sampai terjadi, keinginan untuk memperoleh perlindungan asuransi jiwa yang berjangka panjang menjadi gagal karena kesalahan dalam strategi investasi. Dengan kondisi makro ekonomi Indonesia, regional, maupun global masih tertekan, penting untuk melakukan pengaturan yang terukur dengan baik, serta pola pemantauan dan pemeliharaan secara berkala. Tidak ada investasi yang aman jika hanya dibiarkan saja berjalan sendiri.
Apakah mudah? Tidak, sama sekali tidak mudah. Tetapi untuk kehidupan Anda yang PENTING, banyak hal harus dihadapi dalam kerumitan sepenuhnya. Penyederhanaan mungkin akan melewatkan hal-hal utama, dan mempunyai konsekuensi jangka panjang yang tidak diinginkan. Jika Anda merasa kesulitan, temukanlah Agen Asuransi yang juga telah teruji sebagai Perencana Keuangan.
Mari berasuransi....
Catatan tentang Asuransi di Indonesia ini merupakan kumpulan posting di facebook.
Consultation
Donny A. Wiguna CFP, QWP, AEPP, QFE adalah QUALIFIED FINANCIAL EDUCATOR, dari FPSB sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi yang diakui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Melayani konsultasi dan bantuan penjelasan serta pelatihan Asuransi, Investasi, Dana Pensiun, dan Estate Planning. Berpengalaman mengajar dalam keuangan sejak 2007.
Hubungi Donny A. Wiguna dengan SMS atau Whatsapp di 0818-222-634
Area Bandung dan Jakarta serta sekitarnya.
No comments:
Post a Comment