KIRA-KIRA DUA TAHUN YANG LALU, OBROLAN DENGAN SEORANG TEMAN tentang polis Asuransinya yang dia buat lima tahun sebelumnya (bukan saya agennya) kurang lebih begini:
"Don, emang asuransi nggak bener! Parah ini agennya! Nyesel gua ambil sama dia."
"Lho, kalem dulu Bro. Ada apa?"
"Ini lihat! Gua baru cek. Nilai investasinya jauh banget dari ilustrasi."
"Kalau investasi sih memang lagi jelek semua..." (ini tahun 2015 awal)
"Tapi ini ASURANSI kan? Harusnya dijamin! Kan udah dibikin hitungannya!"
"Ya, ada ilustrasi, namun semua ilustrasi dari semua perusahaan, nggak ada yang dijamin!"
"Makanya, Asuransi NGGAK BENER! Harusnya dijamin kan!"
" .... "
Saya bersyukur bahwa obrolan seperti di atas tidak lagi terjadi. Perlahan-lahan, saya mulai membaca postingan di medsos -- facebook -- dari teman-teman agen yang menjelaskan bahwa asuransi itu bukan investasi. Tujuan adanya investasi pada asuransi adalah untuk meningkatkan nilai premi, supaya diperoleh manfaat Asuransi yang lebih besar, dalam jangka waktu lebih panjang. Rasanya senang sekali mendapatkan tulisan-tulisan seperti itu, suatu tanda kesadaran di kalangan Agen.
Harapannya, kesadaran ini juga diteruskan kepada para Nasabah. Supaya para Nasabah memahami bahwa berasuransi berarti melindungi diri dari keharusan mengeluarkan dana dalam jumlah besar karena musibah. Berasuransi berarti membuat kesepakatan, dengan membayar premi kecil bisa didapat kepastian bahwa ada Uang Pertanggungan yang diberikan, mengganti kerugian finansial karena kehilangan.
Karena kenyataannya, orang bisa kehilangan kesehatan. Kehilangan anggota tubuh, jadi lumpuh. Dan pada suatu saat, semua orang pasti kehilangan nyawanya, meninggalkan dunia. Belum pernah ada manusia yang hidup selama-lamanya di atas muka bumi, bukan? Momen itu adalah kepastian yang akan terjadi pada setiap manusia. Hanya, apakah momen itu diantisipasi, atau tidak?
Kesadaran keuangan terkait dengan hal-hal pasti dalam hidup manusia. Orang pasti menjadi semakin tua, maka membutuhkan investasi dan tabungan untuk memelihara dan meningkatkan kekayaan. Risiko dan musibah bisa terjadi, maka membutuhkan asuransi untuk memberikan tanggungan ganti rugi. Di balik semua produk keuangan, pertanyaannya, apakah Masyarakat, termasuk Anda dan saya, telah cukup "melek finansial" untuk mengerti kegunaan serta dapat memanfaatkan sepenuhnya?
Ketidakpahaman atau iliterasi finansial menyebabkan orang-orang membuat sendiri ukuran dan patokan/acuan yang tidak tepat. Misalnya, sebuah investasi dibilang bagus kalau bisa/mungkin memberikan tingkat pengembalian yang tinggi setiap bulan. Lupa untuk mengukur seperti apa tingkat risikonya. Lupa untuk membagi hartanya dalam portofolio. Lupa untuk mengukur berapa tingkat pengembalian yang diharapkan dibandingkan dana yang tersedia untuk dikelola.
Karena lupa, atau tidak paham, maka muncul ekspektasi yang ganjil. Maunya bunga tinggi, pasti, dalam jangka panjang... Tidak ada yang beri bunga tinggi dengan pasti dalam jangka panjang! Maunya ikut asuransi dengan premi yang amat sangat rendah -- kalau perlu, sebaiknya tidak ada premi. Tapi kalau kena musibah, mau ditanggung semua, kalau perlu selain penggantian musibah juga ada tambahan keuntungan. Tidak ada asuransi yang memberi keuntungan saat terkena musibah!
Literasi Finansial alias "melek finansial" berarti bisa melihat keadaan keuangan. Bisa melihat keadaan keuangan global, memahami seperti apa ekonomi dunia, apa masalahnya, dan konsekuensi-konsekuensi yang mngkin terjadi. Bisa melihat keadaan keuangan dirinya sendiri, memahami apa yang dibutuhkan, mengapa hal itu dibutuhkan. Bisa melihat dan mengukur berbagai-bagai produk keuangan, bagaimana mendapatkan keamanan (misalnya, harus diregulasi oleh OJK), serta apa yang perlu dipilih.
Apakah nama Perusahaan penyedia jasa keuangan penting? Ya, tetapi harus dipahami alasannya, bukan sekedar "ini perusahaan besar" atau "ini keuntungannya besar". Beberapa asuransi mendedikasikan untuk melayani pelanggan dengan kebutuhan Uang Pertanggungan yang sangat besar. Asuransi lain menjadi spesialis untuk perlindungan jangka terbatas (term life) dengan nilai besar, seperti pada proyek. Asuransi lain berfokus pada kelas menengah dan menengah atas untuk manfaat hidup seperti penanggungan biaya rumah sakit dan dana bila terkena penyakit kritis.
Begitu pula dengan investasi. Aset investasi apa yang dipakai? Bila beli saham, ada saham yang bluechip, ada saham bertumbuh, ada saham defensif. Seperti apa transaksi dilakukan, dalam jangka waktu berapa panjang? Semua perlu dipertimbangkan, dengan kemungkinan terjadinya turun naik harga saham atau volatilitas yang bisa merugikan jika transaksi dilakukan dalam jangka pendek.
Ah, pusing ya? Ya sudah, ambil saja reksa dana. Tapi itupun harus memilih seperti apa Manajer Investasi pengelolanya. Apakah berkarakter agresif? Konservatif? Bermain di papan atas yang kuat? Atau bermain di papan kedua -- secondliner -- yang berisiko namun berpeluang memberi hasil lebih tinggi? Ternyata, tidak mudah juga membeli reksa dana. Kembali ke profil Perusahaan, mungkin lebih mudah memilih yang sudah mendapatkan Award dari suatu badan yang bereputasi.
Jika memang masih belum berkesempatan untuk melek finansial, ada baiknya memilih seorang konsultan Perencana Keuangan yang bersertifikat, antara lain CFP, seperti saya dan kawan-kawan. Kami akan melakukan proses yang terstandarisasi, dimulai dari pengumpulan data dan tujuan keuangan, membuat rekomendasi, baru melakukan implementasi -- tentunya jika diijinkan dan disepakati sampai sejauh mana analisa dilakukan, tergantung dari banyaknya informasi yang disediakan.
Apakah melek finansial itu mudah? Ada berbagai seminar dan pelatihan yang bisa diikuti oleh siapa saja -- semua itu membekali sampai tingkat tertentu. Namun, tentunya dibutuhkan pendalaman lebih lama dan luas untuk dapat menangani berbagai aspek secara detil. Kita semua membutuhkannya, marilah kita menjadi lebih sadar tentang keuangan!
Catatan tentang Asuransi di Indonesia ini merupakan kumpulan posting di facebook.
Consultation
Donny A. Wiguna CFP, QWP, AEPP, QFE adalah QUALIFIED FINANCIAL EDUCATOR, dari FPSB sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi yang diakui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Melayani konsultasi dan bantuan penjelasan serta pelatihan Asuransi, Investasi, Dana Pensiun, dan Estate Planning. Berpengalaman mengajar dalam keuangan sejak 2007.
Hubungi Donny A. Wiguna dengan SMS atau Whatsapp di 0818-222-634
Area Bandung dan Jakarta serta sekitarnya.
tulisan ini bagus sekali, terimakasih ya
ReplyDelete