Consultation

Donny A. Wiguna CFP, QWP, AEPP, QFE adalah QUALIFIED FINANCIAL EDUCATOR, dari FPSB sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi yang diakui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Melayani konsultasi dan bantuan penjelasan serta pelatihan Asuransi, Investasi, Dana Pensiun, dan Estate Planning. Berpengalaman mengajar dalam keuangan sejak 2007.

Hubungi Donny A. Wiguna dengan SMS atau Whatsapp di 0818-222-634
Area Bandung dan Jakarta serta sekitarnya.

Pencarian

Saturday, November 12, 2016

Ketika KESEHATAN (Hampir) Di Jamin....

KETIKA ORANG MENGALAMI SAKIT BERAT, pertimbangan yang utama adalah bagaimana membayar biaya perawatan. Masuk rumah sakit, mulai berpikir, masuk kelas berapa? Berapa bayar kamar semalam? Kalau di bedah, berapa biaya bedahnya?

Itu hal yang wajar untuk dilakukan, karena meskipun penyakit itu tidak bisa ditolak, tapi biaya perawatan juga tidak bisa ditawar. Di sinilah kita menemukan ada manfaat yang sangat penting diperoleh dari Asuransi Kesehatan. Juga dari BPJS Kesehatan -- suatu layanan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kini, masuk rumah sakit tidak lagi perlu keluar uang, walaupun juga tidak bisa terlalu banyak memilih. Bisakah kembali sehat sepenuhnya?

Pokoknya, kalau sampai sakit, masuklah ke rumah sakit yang dirujuk, mendapatkan pelayanan sesuai yang telah dibakukan. Sistemnya memastikan bahwa semua biaya akan dicover, tidak lagi harus bingung bagaimana bayarnya.

Apakah penyakitnya itu dapat disembuhkan? Yaa.... dengan standar dokter yang tersedia. Dianggap, semua pelayanan dokter itu sama bagusnya. Tidak bisa memilih-milih dokter. Apakah dengan begitu kesehatan dijamin? ....hampir di jamin, tentunya tidak ada yang bisa menjamin kesembuhan. Kita harus cukup puas dengan siapapun dokter yang merawat, apapun tingkat kompetensinya.

Realitanya, ada masalah di sana, tidak semua dokter mempunyai kompetensi yang sama standarnya. Bagi orang-orang yang sungguh-sungguh produktif dengan tubuhnya, dengan pikirannya, yang diharapkan adalah kesehatan yang kembali prima. Bukan soal membayar rumah sakit. Bukan soal mendapatkan kamar kelas 2A atau kelas 1B.

Jika ada sakit, yang diinginkan adalah kesehatan kembali. Untuk itu pertanyaannya menjadi: DI MANA DOKTER TERBAIK BERADA?

Di sinilah kita menemukan sebuah lembaga bernama BEST DOCTOR yang memberikan konsultasi tentang di mana dokter terbaik dan rumah sakit terbaik untuk kasus sakit tertentu berada. Untuk setiap kasus, ada dokter yang mengkhususkan diri untuk menangani kasus tersebut. Pelayanan penjaminan kesehatan dimulai dari upaya untuk mendapatkan dokter terbaik ini.

Bagaimana jika dokter terbaik berada di Amerika Serikat? Ya harus ke Amerika Serikat. Bagaimana kalau ada di Jepang? Ya harus ke Jepang. Perawatan untuk mengembalikan kesehatan penuh tidak dapatdibatasi oleh lokasi. Juga tidak masuk akal untuk meminta dokter ahli itu berangkat dari tempatnya ke lokasi di mana kita mau di rawat. Maka, layanan penjaminan kesehatan harus mencakup lokasi seluruh dunia, supaya mendapat dokter terbaik.

Berapa lama penyembuhan dilakukan? Tidak dapat dikatakan. Dalam kasus-kasus di mana dibutuhkan perawatan jangka panjang, pasien dapat terus menerus berada di rumah sakit dalam jangka waktu lama. Tidak bisa dibatasi oleh batas pelayanan asuransi yang biasanya 150 hari sampai 200 hari -- bagaimana jika perawatannya butuh waktu 300 hari? Penjaminan kesehatan sebaiknya tidak dibatas waktu hari perawatan.

Hal ini menjadi rumit kalau perawatan dilakukan di luar negeri. Bayangkan, 12 bulan berturut-turut di luar negeri! Ini adalah konsekuensi dari mendapat pelayanan pemeliharaan kesehatan terbaik. Tubuh manusia tidak bisa dibuat sembuh dengan cepat -- seperti oleh sihir, tidak ada yang begitu. Jika memang harus sembuh perlahan, apa boleh buat.

Perawatan jangka panjang juga membutuhkan kamar yang privat -- satu kamar satu ranjang. Pelayanan pemulihan kesehatan ini tidak lagi bisa diukur dari harga kamar di rumah sakit, seperti yang diberikan banyak asuransi kesehatan, "plan kamar 500 ribu, atau 800 ribu, atau 1 juta". Masalah dengan plan seperti itu adalah, biaya kamar dari tahun ke tahun meningkat oleh karena inflasi, dan apa yang terlihat cukup lima tahun yang lalu, tidak lagi cukup untuk lima tahun yang akan datang.

Bagaimana jika kondisi pasien sangat berat, sehingga harus dirawat di ICU dalam jangka panjang? Banyak kasus di mana pasien lebih cepat dikeluarkan dari ICU karena ada keterbatasan dana keluarga. Juga ada situasi dimana penggantian oleh asuransi kesehatan hanya dibatasi sekian puluh hari, dengan nilai penggantian dua kali lipat dari harga kamar. Padahal, di dalam pelayanan ICU seringkali ada faktor vital yang tidak bisa dibatasi lamanya atau biaya medis untuk perawatan khusus. Bayangkan jika hal ini terjadi di luar negeri! Paling baik, ICU juga bisa dirawat secara penuh.

Ketika yang sakit adalah anak-anak, tentunya tidak mungkin orang tua membiarkan anaknya sendirian di rumah sakit. Apalagi di rumah sakit di luar negeri. Jika orang tua menginap tentu ada biaya tambahan yang harus ditanggung. Bagaimana jika perawatan dilakukan dalam jangka panjang? Biaya untuk akomodasi orang tua menjadi tinggi. Pelayanan pemulihan kesehatan harusnya juga memberikan biaya akomodasi untuk orang tua.

Masih tentang santunan, dengan kondisi masuk rumah sakit maka ada pendapatan yang hilang karena tidak bekerja. Pelayanan pemulihan kesehatan perlu dihubungkan dengan santunan per hari untuk mengganti pendapatan yang hilang ini, menjadi suatu jaminan yang penuh.

Sampai di sini, mulai terasa sangat ideal -- tetapi ini belum semuanya. Bagaimana dengan penyakit yang berulang kali masuk dan keluar rumah sakit karena satu macam penyakit? Kebanyakan asuransi kesehatan memberikan batasan, padahal tidak ada orang yang bisa membatasi penyakitnya! Bagaimana kalau di sini ada kesalahan dokter yang merawat? Harusnya, asuransi kesehatan tidak ada batasan tanggungan untuk satu penyakit yang sama.

Demikian juga dengan berapa banyak kunjungan dokter per hari; apakah hanya boleh satu kali saja? Bagaimana dengan kondisi di mana dibutuhkan lebih banyak kunjungan dokter? Kita tidak tahu seperti apa prosedur rumah sakit di luar negeri. Bagaimana kalau di sana ada kontrol oleh dokter beberapa kali sehari? Harusnya, semua kunjungan dokter ditanggung biayanya.

Soal kunjungan ke dokter juga perlu dilihat dalam proses seseorang mendapati dirinya sakit. Kunjungan ke dokter di awal-awal mungkin dilakukan dalam waktu lebih dari satu bulan sebelum akhirnya masuk ke rumah sakit. Pelayanan jaminan kesehatan seharusnya menanggung waktu yang lebih lama, sekitar 3 bulan sebelum dan sesudah perawatan inap.


Dalam banyak kasus berat, yang sering adalah kebutuhan untuk transplantasi -- paling banyak transplantasi liver dan ginjal -- yang membutuhkan biaya sangat besar. Ini harus dilakukan untuk mengembalikan kesehatan seperti semula. Tapi, bagaimana menanggung biayanya, apalagi dilakukan di luar negeri? Seharusnya pelayanan jaminan kesehatan juga menanggung semua biaya transplantasi, bukan?

Penyakit yang juga banyak menguras keuangan orang adalah penyakit kanker. Teman saya menderita kanker hingga meninggal, biayanya mencapai sekian milyar rupiah. Kalau bicara kanker, tidak bisa diharapkan pasti pulih, namun harusnya semua biaya perawatan kanker baik rawat inap maupun rawat jalan, diganti sesuai tagihan.

Soal penyakit yang tidak tersembuhkan, mungkin ada alternatif pengobatan. Bagaimana dengan chiropractic, akunpuntur, dan sebagainya? Seharusnya itu juga ditanggung sebagai bagian dari penjaminan kesehatan. Untuk itu juga dibutuhkan diagnosa -- bagaimana dengan biaya diagnostik seperti CT, MRI, dan PET Scans?

Semua kondisi-kondisi yang kronis (sekalipun tidak ditemukan pengobatan efektif) membutuhkan perawatan terstruktur dalam jangka waktu panjang. Apakah kondisi kronis ditanggung sepenuhnya untuk jangka waktu 1 tahun penuh, di luar negeri? Itu adalah situasi yang berat sekali bagi pasien. Bagaimana bagi keluarga pasien? Harusnya mereka terbebas dari tagihan.

Jika kondisi gawat sudah dialami sejak dari Indonesia, maka dibutuhkan ambulans udara untuk membawa dari rumah sakit ke rumah sakit. Biaya ambulans udara tidak murah -- itu bisa jadi beban tersendiri. Seharusnya pula, pelayanan jaminan kesehatan menanggung biaya ambulans sepenuhnya, bukankah itu sudah jadi bagian dari perawatan?

Kemudian, setelah kembali ke tanah air, di rumah juga perlu dilakukan perawatan. Bukankah biaya perawatan (di rumah juga bisa jadi mahal sekali) juga termasuk dalam jaminan pelayanan kesehatan, untuk memastikan kesehatan kembali seperti semula? Itu juga harusnya ditanggung.

Oh ya, bagaimana dengan penyakit kejiwaan? Itu tidak umum, tapi suatu kondisi medis yang harus ditangani juga. Adakah pengobatan penyakit kejiwaan ditanggung Asuransi Kesehatan Anda? 

Kondisi tubuh yang mengalami trauma berat juga membutuhkan perawatan lanjutan seperti fisioterapi, oleh spesialis rehab medik (Sp. RM) yang lebih luas daripada fisioterapis. Juga dibutuhkan penanggungan yang lebih luas. Apakah perawatan fisioterapi ditanggung sesuai tagihan? Sebaiknya demikian.

Bagaimana dengan rawat jalan? Kebutuhan terbesar adalah rawat jalan dalam peristiwa kecelakaan, baik terhadap gigi juga terhadap tubuh. Banyak asuransi kesehatan yang membatasi penanggungan, padahal tidak dapat diduga berapa kebutuhannya, terlebih dengan teknologi kedokteran yang memampukan lebih banyak perawatan rumah.

Satu hal mengenai penyakit: ada tiga situasi yaitu luka, sakit menular, dan sakit tidak menular. Banyak orang yang tidak menyadari dirinya sakit, hingga kondisinya sangat lemah. Saat ini juga lebih banyak penyakit tidak menular (jantung, liver, diabetes, dsb) yang baru diketahui saat sudah parah, atau kebetulan orang tersebut melakukan cek medis. Karena itulah, dokter menyarankan untuk setiap tahun melakukan cek medis (yang biayanya jutaan dan tidak ditanggung asuransi), tapi siapa yang melakukan cek medis rutin? Tidak banyak.

Karena itu, banyak kasus di mana orang tidak tahu dirinya sakit, lalu pada suatu kesempatan melakukan cek medis dan mendapati dirinya sudah dalam keadaan sakit parah. Dengan ketentuan asuransi kesehatan yang memberlakukan masa tunggu 12 bulan untuk penyakit tidak menular, tidak dapat diberikan penanggungan di awal -- mungkin berakibat sakit jadi lebih parah karena ditunggu untuk dibiayai oleh asuransi.

Pelayanan jaminan kesehatan seharusnya menanggng lebih awal -- masa tunggu hanya 30 hari untuk segala macam penyakit. Kondisi ini sudah diberlakukan oleh beberapa asuransi kesehatan internasional, dengan catatan diminta keterangan lengkap kondisi medis saat pengajuan asuransi.

Yang terakhir: di mana saja pelayanan dapat diberikan secara sesuai tagihan? Pasti sangat nyaman jika mengetahui ada 10.000 rumah sakit di seluruh dunia yang bekerja sama dengan penanggungan, dibanding hanya sekian ratus rumah sakit besar di Indonesia.

Baiklah, mungkin semua pemaparan ini terasa seperti konsep ideal dari asuransi yang memastikan kembalinya kesehatan. Semua bertujuan untuk mengembalikan tertanggung dalam kondisi semula. Kesehatan itu sangat berharga, asuransi mana yang cukup besar untuk bisa menanggungnya?

Gambaran yang sangat bagus ini bukan hanya konsep, tapi sudah menjadi satu produk asuransi kesehatan yang dapat diperoleh rakyat Indonesia. Ini adalah Global Medical Plan, dari Generali Indonesia.

Membutuhkan penjelasan lebih lanjut? Silakan hubungi saya...

No comments:

Post a Comment