Consultation

Donny A. Wiguna CFP, QWP, AEPP, QFE adalah QUALIFIED FINANCIAL EDUCATOR, dari FPSB sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi yang diakui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Melayani konsultasi dan bantuan penjelasan serta pelatihan Asuransi, Investasi, Dana Pensiun, dan Estate Planning. Berpengalaman mengajar dalam keuangan sejak 2007.

Hubungi Donny A. Wiguna dengan SMS atau Whatsapp di 0818-222-634
Area Bandung dan Jakarta serta sekitarnya.

Pencarian

Monday, August 28, 2017

Adverse Selection

Adverse Selection itu bahasa Indonesianya anti seleksi.

Mulainya dari niat mencari untung ikut Asuransi, bayar premi rendah namun bisa klaim besar. Mereka bilang, asuransi itu adalah perlindungan, bukan? Jadi, perlindungan baru dicari saat musuh sudah di depan mata. Menginginkan kepastian memperoleh penggantian saat kondisi sudah jelas akan butuh biaya besar.

Pikiran demikian hanya berpusat pada diri sendiri. Asuransi adalah sistem sosial, pertanggungan diberikan dari kumpulan dana peserta lainnya. Setiap bulan peserta bayar biaya asuransi, dananya ditambahkan ke dalam kumpulan. Hanya jika kena musibah, dana baru dikeluarkan.

Untuk itu, dana harusnya mulai dikumpulkan SEBELUM kondisi menjadi buruk. Saat masih kuat, sehat, dan produktif. Ikut asuransi itu menolong orang-orang lain yg terkena musibah. Jika kelak sendirinya kena musibah, ia juga memperoleh pertanggungan.

Maka, dibutuhkan sikap jujur dan niat sepenuhnya baik, utmost good Faith. Penanggung atau perusahaan asuransi akan melakukan SELEKSI atas kondisi calon Nasabah, supaya yang diterima adalah yang masih kuat, sehat, dan produktif. Jika tidak demikian, yang terjadi adalah dana dari orang-orang yang baik akan disedot untuk membayari orang yang sudah buruk kondisinya. Sangat tidak adil. Sangat egois.

Tapi, mungkin disanggah, bukankah yang butuh pertolongan dan pertanggungan adalah orang yang sudah buruk situasinya? Ini mental peminta-minta, maunya hanya menerima. Waktu masih sehat kuat, tidak merasa perlu dan tidak mau ikut asuransi kan? Sayang duitnya bisa nambah buat jalan-jalan...

Kalau sudah sakit, situasinya adalah substandar. Demi keadilan, wajar jika besar biaya asuransi dirinya lebih besar daripada orang sehat lain. Toh kalau nanti kena musibah, bayar rumah sakitnya masih jauh lebih besar dibanding premi yang dibayarkan.

Sayangnya, terbukti rakyat Indonesia masih bermental peminta-minta. Lihat kondisi keuangan BPJS Kesehatan yang defisitnya lebih dari 9 Triliun, kebanyakan karena Adverse Selection. Negara harus menutupi keegoisan sebagian rakyat yang baru ikut saat sakit, dan berhenti bayar premi setelah sehat... Padahal biaya premi BPJS Kesehatan itu kecil.

Atau, ingin urut dada membaca nasabah yang mencak2 karena biaya asuransinya naik.... Ah.

Asuransi di Indonesia memang harus belajar lebih peduli dengan sesamanya.

No comments:

Post a Comment