Consultation

Donny A. Wiguna CFP, QWP, AEPP, QFE adalah QUALIFIED FINANCIAL EDUCATOR, dari FPSB sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi yang diakui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Melayani konsultasi dan bantuan penjelasan serta pelatihan Asuransi, Investasi, Dana Pensiun, dan Estate Planning. Berpengalaman mengajar dalam keuangan sejak 2007.

Hubungi Donny A. Wiguna dengan SMS atau Whatsapp di 0818-222-634
Area Bandung dan Jakarta serta sekitarnya.

Pencarian

Saturday, February 4, 2017

Lebih Serius

BETAPA MUDAHNYA KITA MENCOBA-COBA UNTUK BERUSAHA. Ini adalah situasi di mana ekonomi dihancurkan dan ekonomi diciptakan. Saatnya ada pengusaha-pengusaha yang gulung tikar, dan ada pengusaha-pengusaha yang semakin berjaya, semakin melejit usahanya. Yang dibutuhkan adalah kreativitas: bagaimana menghilangkan hal-hal yang tidak perlu, bagaimana mengurangi yang berlebihan, bagaimana menambah yang kurang, dan bagaimana menciptakan penawaran nilai yang baru. Dalam realita, lebih banyak yang melakukan dengan cara mudah: ganti saja kemasannya.

Jadi, prinsip kerjanya sederhana. Apa yang lama, yang sudah biasa, sudah diketahui, sudah disukai, kini diberi kemasan yang baru dan kata-kata yang baru. Kalau itu adalah kue, misalnya kue nastar yang sangat sering disajikan di setiap hari Raya, kini diberi bungkus satu demi satu, dimasukkan dalam dus berlaminasi yang coraknya indah mewah, serta diberi nama baru, asing dan eksotis. Hasilnya: nastar dijual dengan harga tiga kali lipat lebih tinggi (sebagian besar untuk kemasan yang lebih mewah), dan tetap disukai oleh orang-orang yang memang dari dulu suka nastar. Itulah kue.

Bagaimana dengan produk dan jasa keuangan, seperti Asuransi Jiwa? Nah, ini lebih repot. Lebih dahulu, jawablah pertanyaan ini: Asuransi Jiwa itu adalah isinya, atau kemasannya?

Selama bertahun-tahun, orang mengenal apa itu menabung. Menabung itu, sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Menabung itu, sisihkan dahulu pendapatannya untuk ditabung, baru kemudian sisanya dikonsumsi. Kalau mau jadi kaya, orang harus rajin menabung.

Sekarang, istilah 'menabung' ditunggangi dengan istilah lain, 'investasi'. Karena kalau hanya menabung seperti yang dilakukan oleh banyak orang, nyatanya mereka tidak menjadi bertambah kaya. Lantas apa dan bagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang kaya? Mereka tidak menabung, melainkan berinvestasi. Dengan investasi, uang bekerja untuk orang kaya sehingga mereka menjadi semakin kaya.

Lalu, di mana posisi asuransi? Kalau investasi menaruh harapan di masa depan, asuransi mengantisipasi musibah di masa depan. Begini, kita tidak tahu bila musibah akan datang, juga tidak bisa mengelak dari akibatnya. Meninggal. Cacat. Atau sakit, harus dioperasi. Terjadilah apa yang tidak bisa dihindari terjadi, harus bayar, harus menggantikan, harus menutup hutang. Asuransi mengambil alih akibat yang terjadi, sehingga kondisi keuangan kembali ke situasi semula, sebelum musibah terjadi. Kalau investasi bisa membuat kaya, maka asuransi bisa mencegah jadi miskin.

Namun, banyak orang yang ingin bermimpi dan berharap, tapi tidak banyak yang suka mengamankan diri. Karena itu, banyak yang ingin mencari cara menabung dan berinvestasi, tapi sedikit yang paham dan ingin berasuransi. Karena sedikit, maka ada remunerasi dan komisi yang lebih tinggi bagi para penjual asuransi... dan banyak yang suka menjadi agen asuransi. Komisinya bagus sekali!

Demikianlah, banyak yang juga mencoba-coba kreatif dan bergabung sebagai tenaga pemasar asuransi jiwa, tepatnya asuransi jiwa unit link. Dalam kreativitas, mereka membungkus apa yang sudah biasa dan sudah dipahami serta disukai: menabung. Dikatakan, ini hasilnya lebih baik daripada hanya menabung di bank. Dibilang, ini bisa membuat orang jadi kaya. Tidak disebut berinvestasi kecuali oleh sebagian orang yang tahu.

Bagi yang belum tahu, mereka berpikir bahwa berinvestasi itu sama dengan menabung, tapi dengan tingkat bunga yang jauh lebih tinggi. Ini adalah kombinasi yang luar biasa: menabung dengan keamanan seperti di bank, dengan hasil bunga yang jauh lebih besar daripada bank, dan dengan perlindungan asuransi. Aman, terjaga, dan menjadi kaya raya.... Hanya khayalan belaka.

Kenyataannya, bank menjanjikan tingkat bunga tertentu dalam periode tertentu, yang tidak bisa ditawarkan oleh instrumen investasi. Memang produk investasi bisa memberikan hasil lebih tinggi, jika juga bersedia menanggung risiko lebih tinggi. Dan produk asuransi sama sekali tidak menjanjikan keuntungan, melainkan menanggung kerugian yang terjadi sesuai polis.

Di masa lalu, ketika pertumbuhan ekonomi masih bagus dan semuanya meningkat cepat, sepertinya tidak apa-apa jika mengambil semua fungsi dan manfaat tabungan, investasi, dan asuransi dalam satu produk. Ada peristiwa di mana Nasabah memperoleh keuntungan besar, dengan kemudahan menabung secara teratur seperti di tabungan bank, mendapat peningkatan hasil investasi yang bagus, dan memperoleh penanggungan ketika mengalami sakit hingga harus dioperasi dalam rawat inap.

Situasi berubah, sehingga peristiwa itu tidak terulang lagi. Ada masalah konsistensi arus kas dalam menabung secara teratur, maka mulailah terjadi bolong-bolong pada bulan di mana pendapatan kurang. Hasil investasi tidak lagi cukup sehingga biaya asuransi mulai menggerus dana investasi. Dan ketika musibah terjadi, uang pertanggungan yang tersedia tidak cukup untuk mempertahankan kesejahteraan keluarga.

Kekecewaan pun terjadi. Siapa yang salah?


Terlepas dari proses pencarian siapa yang harus dianggap bersalah, kondisi hari ini merupakan panggilan untuk menjadi lebih serius dalam menjalankan usaha jasa keuangan. Semua pihak harus memahami di mana posisinya, dan apa yang menjadi inti dari pelayanannya. Apa yang dahulu menjadi keuntungan dan kemudahan -- saat ketika investasi bertumbuh bagus dan perputaran dana lancar, kini menjadi sumber masalah.

Produk Asuransi Unit Link, adalah produk dimana Nasabah berinvestasi, untuk mendapatkan peningkatan premi sehingga bisa membayar biaya asuransi yang lebih besar dan lebih panjang di masa depan. Maksud dan tujuan produk Asuransi Unit Link adalah memperoleh manfaat Asuransi yang besar -- ini bukan produk yang maksud dan tujuannya adalah investasi, kecuali produk yang memang didesain secara khusus untuk itu. Namun, Asuransi Unit Link tidak bisa lepas dari investasi, baik atau buruk, harus diterima dan dikelola.

Jadi, Nasabah tidak bisa menghindari dari berinvestasi ketika mengambil produk Asuransi Unit Link, walau maksud dan tujuannya adalah memperoleh pertanggungan. Nasabah harus menghadapi risiko berinvestasi, dan untuk itu juga harus mengelolanya. Di sini dibutuhkan keseriusan dari tenaga pemasar Asuransi Unit Link. Ia harus memahami Asuransi, juga harus memahami Investasi.

Memahami investasi itu bukan sekedar tahu "mari beli unit, nanti harganya naik" -- dan bahkan itu adalah pernyataan yang keliru. Yang disebut "harga unit" itu sama sekali bukan harga, melainkan ukuran Nilai Aktiva Bersih, yang menunjukkan jumlah besaran aktiva yang dikelola oleh Manajer Investasi. Nilai ini akan naik jika kinerja investasinya baik. Nilai akan turun jika investasi mengalami kemunduran. Ini tidak sama dengan harga yang akan naik jika banyak yang beli, tapi sedikit yang jual. Atau harga akan turun jika sedikit yang membeli, tapi banyak yang menjual.

NAB akan turun dan naik sesuai situasi pasar modal di mana aktiva ditanamkan. Pada saham, naik turunnya NAB akan lebih tinggi, dikatakan volatilitas lebih tinggi. Nilai ini tidak statis karena di pasar modal ada trend yang terjadi, ketika lebih banyak orang membeli maka nilai naik, dan lebih banyak orang menjual nilai turun. Keuntungan ekstra bisa diperoleh jika paham melihat waktu untuk membeli (mengubah dana tunai jadi saham) dan waktu untuk menjual (mengubah saham jadi dana tunai).

Ada dua macam analisa yang bisa dilakukan atas naik dan turunnya harga. Yang pertama adalah analisa fundamental, meliputi analisa fundamental makro (melihat kondisi ekonomi makro negara), fundamental sektoral (melihat kondisi ekonomi pada sektor di mana usaha berada), dan fundamental mikro (melihat kondisi ekonomi perusahaan emiten saham). Mempelajari fundamental itu berarti menemukan alasan peningkatan atau penurunan nilai, serta menempatkan batas-batas untuk mengukur nilai.

Analisa teknikal memperhatikan bagaimana pergerakan harga, atau pergerakan indeks sebagai penunjuk bagaimana sekumpulan besar saham bertransaksi. Kita memang tidak bisa mengetahui dengan persis seperti apa posisi indeks IHSG di masa depan yang jauh, misalnya berapakah IHSG di akhir tahun 2017 (sekarang kan baru awal Februari)? Tidak tahu.

Tapi,kita bisa memperkirakan berapa kira-kira IHSG besok, atau minggu depan. Analisa teknikal memperlihatkan batas-batas support di bawah dan resistance di atas, baik yang linear maupun dinamis dengan menghitung deviasi yang terjadi, seperti dalam indikator Bollinger Band. Kita bisa memperkirakan berapa jauh koreksi akan terjadi, dengan memakai perhitungan Fibonacci retracement. Kita bisa melihat apakah pasar sudah terlalu banyak membeli, atau terlalu banyak menjual, dengan osilator Stochastic. Ada ratusan, bahkan ribuan indikator untuk analisa teknikal, masing-masing dibuat dengan analisa numerikal yang kuat.

Analisa fundamental dan analisa teknikal adalah dua keterampilan yang harus dimiliki untuk melakukan manajemen investasi. Selain itu juga sangat penting untuk memahami profil Nasabah, memahami bagaimana membentuk portofolio yang sesuai dengan keadaan masing-masing, 

Lantas, kalau sudah paham terus melakukan apa?

Analisa yang berkesinambungan memungkinkan konsultan Asuransi / Insurance Consultant / Financial Planner untuk memberikan saran kepada Nasabah, untuk mengambil tindakan pemindahan dana alias switching pada saat yang tepat, mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi. Pada produk-produk Asuransi Unit Link ada fasilitas switching -- dua sampai empat kali gratis dalam setahun, selebihnya harus membayar biaya tertentu.

Banyak agen asuransi yang asing dengan swtiching, tidak pernah memahami kapan memberi sinyal kepada para Nasabahnya. Dengan beralasan bahwa "asuransi bukan investasi", mereka mengabaikan aspek investasi yang tidak terpisahkan dari Asuransi Unit Link -- dan akhirnya mungkin merugikan Nasabah. Sayang sekali, agen tidak cukup mendapat pendidikan tentang investasi, padahal produk Asuransi Unit Link mempunyai faktor risiko lebih tinggi daripada investasi Reksa Dana.

Atau, agen tidak memahami investasi namun memberikan saran hanya berdasarkan keterangan kantor. Tidak salah, asal memang keterangan itu benar-benar tepat waktu. Suatu sinyal berumur pendek, hanya dalam hitungan satu atau dua hari saja. Memberikan keterangan minggu lalu kepada Nasabah mungkin merupakan saran yang keliru. Agen juga harus memahami saran apa yang diberikannya, dan mengapa saran itu perlu diperhatikan, dan tidak boleh memaksa Nasabah untuk mengikutinya. Keputusan akhir atas investasi tetap berada di tangan Nasabah.

Jadi, lebih seriuslah. Tidak ada yang mudah; seorang wakil penjual Reksa Dana harus mendapatkan sertifikasi waperd sebelum boleh memasarkan investasi Reksa Dana. Seorang agen asuransi yang menjual produk Asuransi Jiwa Unit Link, minimal harus mempunyai pengetahuan dan kompetensi serupa dengan penjual Reksa Dana, secara Asuransi Unit Link lebih berisiko dibandingkan Reksa Dana karena ada proses pencairan unit secara berkala pada Unit Link.

Dan dengan begitu, mungkin berikutnya kita akan membahas tentang investasi di catatan asuransi ini....

Sampai besok lagi, moga-moga bisa kembali menulis dengan lancar.

No comments:

Post a Comment