Consultation

Donny A. Wiguna CFP, QWP, AEPP, QFE adalah QUALIFIED FINANCIAL EDUCATOR, dari FPSB sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi yang diakui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Melayani konsultasi dan bantuan penjelasan serta pelatihan Asuransi, Investasi, Dana Pensiun, dan Estate Planning. Berpengalaman mengajar dalam keuangan sejak 2007.

Hubungi Donny A. Wiguna dengan SMS atau Whatsapp di 0818-222-634
Area Bandung dan Jakarta serta sekitarnya.

Pencarian

Wednesday, September 14, 2016

Investasi.... Jeblok lagi?

SUDAH LAMA TIDAK BAHAS INVESTASI dalam catatan tentang asuransi ini, dengan fokus untuk menghindari praktek "menjual tabungan dengan produk asuransi jiwa" yang banyak dilakukan. Tetapi, kenyataan bahwa ada praktek manajemen investasi di dalam asuransi, serta risiko tidak cukupnya unit tersedia dapat menyebabkan polis asuransi unit link mengalami lapse. Kalau direnungkan ulang, jelaslah bahwa asuransi unit link bukan tabungan, dan sebagai investasi mempunyai risiko besar karena pencairan unit secara periodik.

Kembali lagi melihat ke chart yang ada, secara teknikal Indeks Harga Saham Gabungan dari Bursa Efek Indonesia sedang membentuk suatu pola koreksi terhadap trend naik yang sudah berjalan cukup lama. Penurunan ini terjadi juga karena turunnya beberapa indeks sektoral, antara lain perdagangan, infrastruktur, pertambangan, dan property. Jika kita renungkan, saat ini kondisi sukar sedang terjadi di sektor properti, pertambangan dan infrastruktur.

Pemicu penurunan karena adanya pengetatan budget belanja Pemerintah, yang diumumkan oleh Ibu Sri Mulyani beberapa waktu lalu. Selain itu juga ada pernyataan yang agak pesimis oleh Bapak Agus Martowardojo selaku Gubernur Bank Indonesia tentang hasil dari Tax Amnesty. Ada keraguan yang timbul di bulan September ini apakah hasil tebusan dari Tax Amnesty dapat memenuhi target sebesar Rp 165 Triliun. Ini adalah sentimen negatif dari dalam negeri.

Dari luar negeri, dalam beberapa waktu ini ada kerisauan tentang keputsan The Fed menaikkan suku bunganya, karena kini perekonomian Amerika Serikat mulai meningkat. Sementara itu, juga ada ketidak-sepakatan antara negara-negara penghasil minyak dan International Energy Agency memperkirakan kelebihan pasokan akan berlangsung sampai tahun depan, sehingga kita melihat harga minyak mentah kembali turun ke kisaran $44 per barrel.

Para manajer pengelola dana (fund manager) kini mengambil posisi dana tunai, melepaskan berbagai aset saham dan obligasinya. Alhasil kita melihat penurunan di berbagai bursa - MSCI Asia Pacific Index turun 0,6% menjadi 136,36. Langkah-langkah pendorong bidang usaha seperti yang dilakukan Jepang dengan semakin menurunkan suku bunga negatif, membuat sektor perbankan semakin tertekan.

Pada akhirnya kita harus melihat bahwa banyak aset -- entah itu saham, obligasi, atau properti -- telah dihargai tinggi dan tingkat suku bunga rendah dunia tidak mungkin berlangsung selamanya. Jika boleh dibilang dalam bahasa sehari-hari, selama ini banyak negara sedang berhutang besar-besaran.

"Oii, Pak, Bu, bayar hutang dong!"

"Waduh gimana ini, kami sedang kesulitan"

"Ya sudah.... ini saya beri suku bunga rendah, silakan lakukan insentif, cetak uang dan bikin hutang lebih besar, asal ekonomi bisa berjalan lagi."

"Wah, makasih. Kini ekonomi kami mulai bergerak lagi, lebih baik."

"Begitu ya? Kalau gitu, ayo sekarang bayar hutangnya dong!"

Hasilnya kita lihat gerakan indeks turun meninggalkan support/resistance di 5350. Penutupan kemarin menyentuh batas kumo alias awan di 5200. Melihat MACD, konvergen ke bawah sejak 12 Agustus dan memuncak hari ini. Saat tulisan ini dibuat (14/09/2016), IHSG dibuka pada 5188,40 dan sekarang di posisi 5135,16 di penutupan sesi pertama.

Ke mana arah pergerakan? Jika indeks terus turun melalui 5090, ada kemungkinan mengarah ke support di 4980, baru kemudian berbalik arah naik lagi. Tetapi, kini kita berada dalam situasi di mana sentimen dan berita lebih mempengaruhi jalannya investasi. Peningkatan suku bunga The Fed bisa menarik banyak dana kembali ke Amerika Serikat serta memangkas indeks saham. Ada ketidakpastian yang agak memusingkan di dalam hal ini.

Indonesia mempunyai posisi fundamental yang melemah, dengan asumsi besar pertumbuhan ekonomi di 5,1% -- tadinya 5,2%, diturunkan. Efisiensi terus dilakukan, dan secara politik ini juga memangkas banyak organisasi masyarakat yang semula dihidupi oleh kebijakan pemburu rente dari pelaku-pelaku di partai politik. Karena aliran dana ini dihentikan, muncul semacam gerakan perlawanan yang menghambat gerakan bersih-bersih oleh Pemerintah.

Bagi para investor, sukar untuk mengharapkan peningkatan 10% di tahun 2016. Setiap manajer investasi mempunyai kinerjanya sendiri, ada yang kalah dari acuan IHSG, ada juga yang bisa lebih baik dari IHSG. Jika hasil pasar saham dibawah 10%, mungkin akan banyak orang lebih memilih untuk berinvestasi di obligasi yang memberi sekitar 7,5% nett (setelah potong pajak 15% atas bunga).

Jika dalam kondisi rendah itu, terus dilakukan pencairan unit oleh Nasabah, tentunya kerugian direalisasi. Maka, usahakanlah untuk mempertahankan polis Asuransi Unit Link, terutama jika memberikan manfaat yang cukup signifikan. Ingatlah bahwa yang terutama dari Asuransi Jiwa adalah manfaatnya, bukan nilai tunai atau hasil tabungannya.

Sampai besok lagi....

No comments:

Post a Comment