Consultation

Donny A. Wiguna CFP, QWP, AEPP, QFE adalah QUALIFIED FINANCIAL EDUCATOR, dari FPSB sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi yang diakui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Melayani konsultasi dan bantuan penjelasan serta pelatihan Asuransi, Investasi, Dana Pensiun, dan Estate Planning. Berpengalaman mengajar dalam keuangan sejak 2007.

Hubungi Donny A. Wiguna dengan SMS atau Whatsapp di 0818-222-634
Area Bandung dan Jakarta serta sekitarnya.

Pencarian

Monday, June 27, 2016

Investasi Finansial

INVESTASI FINANSIAL adalah saat dimana seseorang atau suatu badan menunda konsumsinya saat ini, menariknya dalam suatu aset finansial, agar bisa mengkonsumsinya lebih besar di masa depan. Jadi, stop jajan, taro duit dalam aset finansial, supaya nanti bisa jajan lebih banyak.... hehe... maaf, jangan jajan banyak2 ya. Becanda ya.
Aset finansial pada prinsipnya ada tiga. Satu, duit. Dua, utang. Tiga, modal. Maka ada yang namanya pasar uang, ada pasar obligasi (alias surat utang), dan ada pasar saham.
Namanya duit, nilainya turun karena inflasi dan nominalnya naik karena bank sentral beri suatu bunga, disebut BI rate. Saat ini BI rate adalah 6.5% kan. Inflasi total pasti lebih dari BI rate. Jadi, orang pegang duit buat bertransaksi kan... itu jangkanya pendek. Nilai duit di bank secara jumlah alias nominal bisa bertambah, namun daya beli cenderung menurun.... disebut bunga riil negatif. Makanya, jangan tabung uang terlalu lama di bank. Putarkanlah uang di bank Anda, sebagai suatu kas yang likuid alias cair. Ada deposito, ada saving account alias tabungan, ada current account alias giro. Nilai nominal uang di bank gak ada turunnya. Tidak pernah berkurang angkanya. Nggak ada 'crash' di deposito, kecuali banknya tutup. Maka dari itu ada Lembaga Penjamin Simpanan untuk perbankan.
Pasar obligasi terbagi tiga: obligasi pemerintah, obligasi korporasi, dan obligasi luar negeri. Surat utang ini seperti demikian: saat perdana diluncurkan, investor bisa beli nilai muka, atau nilai PAR (disebut juga nilai pari). Lalu setiap periode tertentu (misalnya bulanan) akan keluar nilai kupon yang pasti dan tetap. Makanya, disebut juga investasi pendapatan tetap. Nanti saat jatuh tempo, nilai par akan diserahkan kembali.
Nah, surat obligasi ini bisa diperjualbelikan di pasar sekunder. Bisa dijual lebih dari nilai par, disebut harga premium, bisa juga dijual dibawah nilai par, disebut harga diskon. Saat harganya premium, yieldnya turun. Saat harganya diskon, yieldnya naik. Jadi bisa untung bisa rugi beli obligasi, tapi pergerakannya gak banyak. Ada patokan return obligasi, biasanya lihat obligasi pemerintah. Saat ini kupon sekitar 8%-9% per tahun, potong pajak 15%.
Utang itu disebut investasi senior, jadi kalau ada korporasi bankrut, utang harus dilunasi dulu. Obligasi pemerintah termasuk aset finansial yang dianggap bebas risiko. Cuma, untungnya juga terbatas. Bunga surat utang tidak akan terlalu jauh beda dari bunga kredit bank.
Pasar modal adalah tempat jual beli saham, atau stock, dimana penjualan perdana saham mendatangkan modal bagi emiten alias perusahaan publik yang melepas saham. Ada tiga hal yang perlu dipahami, harga saham, earning, dan nilai buku dari saham. Saham memberikan dua macam keuntungan, yaitu dividen atau earning, dan capital gain dari keuntungan jual beli saham. Namanya modal, bisa tidak untung, bisa merugi perusahaan emitennya, tapi juga bisa untung besar.
Dengan melihat situasi bisnis, jelas saham itu turun naiknya paling heboh. Bisa untung, bisa rugi. Jika seluruh transaksi saham dihitung secara statistik, muncul perhitungan indeks saham. Di Bursa Saham Indonesia, indeks totalnya disebut Indeks Harga Saham Gabungan. Ini jadi acuan pergerakan saham, ditunjukkan oleh parameter beta.
Dalam asuransi unit link, ada jenis subdana ke bentuk2 ini serta variasi dan kombinasinya. Pengelolanya adalah perusahaan asuransi jiwa, bisa beli saham langsung, bisa juga beli reksadana. Ada banyak reksadana dengan berbagai karakteristik manajemen investasinya.
Patokan umum dalam investasi adalah tentang margin; jangan taruh semua dalam satu subdana. Untuk peluang peningkatan nilai, pilihan terbaik adalah saham, jika bisa mengelolanya. Tanpa saham, peningkatan akan sangat terbatas. Margin mengambil misalnya 20% dana dalam bentuk pendapatan tetap, dan 80% dalam bentuk saham.
Satu hal tentang investasi: kekuatan dan keterampilan memanajemeni investasi tidak terkait dengan besarnya perusahaan. Di perusahaan paling besar pun, bisa saja manajer investasinya mengambil tindakan keliru. Jadi kalau lihat kinerja investasi, perhatikanlah konsistensinya. Lebih penting memperhatikan karakter dari sosok Manajer Investasi ketimbang besar angka % hasil dalam periode tertentu. Apakah dia agresif? Cermat? Konservatif?
Lihatlah pergerakan IHSG. Di mana puncaknya? Di mana jurangnya? Apakah sedang trend naik, atau turun? Apakah sedang bergerak ikut trend, atau sedang koreksi atau retrace? Pemahaman melihat gerakan IHSG dan situasi fundamental ekonomi negara, memampukan kita mengendalikan investasi pada asuransi unit link atau reksadana. Dana bisa dipindahkan atau switching ke pasar uang pada saat ada indikasi pembalikan arah di garis resistance jadi trend turun yang tajam. Nanti waktu sampai di dasar, pada garis support, baru masuk lagi ke pasar saham. Pergerakan trend butuh waktu mingguan, jadi biasanya ada cukup waktu.
ARMS bisa disesuaikan dengan profil investor. Margin tetap diset, tapi bisa dilihat apakah pasar dalam kondisi trend naik atau turun atau sedang menyamping alias sideways. Parameter bisa diset via web, untuk mengikuti situasi.
Dengan ARMS, jauh lebih mudah mengendalikan investasi agar tetap menguntungkan. Tapi tanpa itu juga bisa dilakukan, asal pemimpin Anda di kantor cukup menguasai analisa teknikal dan analisa fundamental.
Tanpa kendali, investasi apapun sukar untuk tetap memberi keuntungan dalam situasi ekonomi seperti ini...

2 comments: