Consultation

Donny A. Wiguna CFP, QWP, AEPP, QFE adalah QUALIFIED FINANCIAL EDUCATOR, dari FPSB sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi yang diakui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Melayani konsultasi dan bantuan penjelasan serta pelatihan Asuransi, Investasi, Dana Pensiun, dan Estate Planning. Berpengalaman mengajar dalam keuangan sejak 2007.

Hubungi Donny A. Wiguna dengan SMS atau Whatsapp di 0818-222-634
Area Bandung dan Jakarta serta sekitarnya.

Pencarian

Wednesday, August 3, 2016

Penyakit Yang Memiskinkan dan Membunuh

WORLD HEALTH ORGANIZATION TAHUN 2008 membuat laporan bahwa penyakit tidak menular menjadi pembunuh terbesar. Kondisi kronis seperti serangan jantung, stroke, membunuh lebih banyak orang. Dan bukan itu saja.

Laporan ini juga mengatakan bahwa setiap tahun, 100 JUTA orang menjadi miskin karena mengeluarkan uang untuk perawatan kesehatan.

Mari kita lihat bagaimana tubuh manusia menjadi rusak. Ada tiga kelompok penyebabnya.

Kelompok pertama adalah karena kecelakaan. Ada kecelakaan karena benturan (terjatuh, terdorong, terpukul, tertendang, tertimpa), ada kecelakaan karena panas (terbakar, asap panas, listrik), karena dingin (beku, terbenam di es), dan karena air (tenggelam, kena banjir, kena ombak).

Jadi, bisa saja orang terjatuh dari motor, atau jatuh dari atap, dan itu semua begitu mendadak. Jatuh, patah tulang, harus terus dioperasi, misalnya memasang pin. Biayanya belasan, puluhan juta.

Sampai di sini mari bersyukur karena ada BPJS Kesehatan. Jika orang tidak mampu mendadak membayar berjuta-juta, BPJS Kesehatan memberikan solusi. Tentunya bukan solusi terbaik atau tercanggih.... perawatan di dalam BPJS bekerja berdasarkan INA-CBG, semua sudah ada paket apa saja tindakan medis yang harus diambil.

Kalau punya Asuransi kesehatan, penanganan kecelakaan langsung ditanggung. Langsung, tidak pakai masa tunggu.

Kelompok kedua adalah penyakit-penyakit yang menular, atau communicable disease. Jaman dahulu, penyakit menular menjadi pembunuh terhebat, ada cacar, ada disentri, cholera, pes, typhus, malaria...

Hari begini, terkena penyakit-penyakit itu sama sekali tidak keren. Anak-anak divaksin sejak bayi supaya tubuh mereka kebal terhadap segala macam penyakit menular itu. Urusan vaksin palsu menjadi sangat serius karena mengancam ketenteraman bangsa yang sudah bebas dari segala macam penyakit menular berbahaya.

Sekarang yang bisa mewabah tinggal hanya tiga: masih ada TBC, masih ada Hepatitis, dan masih ada AIDS karena HIV. Diyakini, jika tidak bergaya hidup yang ngawur, seharusnya orang cukup aman dan kecil kemungkinan terkena penyakit menular begitu.

Kebanyakan penyakit menular membuat kita beristirahat di rumah, pergi ke dokter rawat jalan saja. Setelah sakit, terus sembuh dan tidak ada lagi bekasnya. Kalau terlalu parah, bisa disuruh opname oleh dokter selama beberapa hari -- kena demam berdarah, misalnya.

Jika punya asuransi kesehatan yang mengganti biaya RS, masa tunggu untuk penyakit menular umumnya adalah 30 hari.

Kelompok ketiga adalah penyakit-penyakit yang tidak menular, non-communicable disease, seperti yang disoroti oleh laporan WHO tahun 2008 ini. Sekarang sudah jadi pembunuh nomor satu, jantung koroner dan stroke.

Penyakit jantung, kanker, kerusakan organ dalam, serta degeneratif lain semuanya menyedot uang dalam jumlah besar dalam hitungan bulan. Tidak sampai setahun, biaya yang keluar ratusan juta, bahkan miliaran.

Proses sakit degeneratif terjadi dalam waktu panjang; kebanyakan asuransi kesehatan pengganti biaya RS akan mengenakan masa tunggu selama 12 bulan sejak polis disetujui. Jadi setahun pertama hanya menanggung kecelakaan dan penyakit menular, baru mulai tahun kedua menanggung sakit yang tidak menular.

Dengan laporan WHO yang menunjukkan bagaimana kini penyakit tidak menular menjadi lebih ganas sebagai pembunuh nomor satu....

Apakah diri kita mempunyai risiko, misalnya karena gen yang kita warisi memiliki kecenderungan akan mengalami sakit degeneratif?

Apakah kita mempunyai kebiasaan hidup yang sehat, gaya hidup yang sehat, serta menjaga apa yang kita konsumsi? Dengan pola makan yang semakin monoton (pagi-siang-malam makannya itu-itu saja), semakin besar kebutuhan untuk supplemen yang memberi nutrisi lengkap yang dibutuhkan tubuh tetap kuat. Sehat itu lebih murah daripada sakit!

Apakah kita mempunyai antisipasi atas biaya pengobatan yang harus dikeluarkan, apabila terkena penyakit degeneratif -- suatu kondisi di mana tagihannya ratusan juta Rupiah? Pertama-tama butuh penggantian biaya rumah sakit, tapi itu belum cukup. Kita juga butuh penggantian produktivitas harian yang hilang, biasa disebut hospital income atau medical cash out. Jika penyakitnya kritis dan merampas potensi produktivitas, kita juga butuh asuransi penyakit kritis.

Dan kalau kita tidak mempersiapkan apapun juga?
Barangkali, kita bisa menjadi bagian dari 100 juta orang yang menjadi miskin di seluruh dunia, karena hartanya habis untuk biaya pengobatan.....

Sampai besok lagi

No comments:

Post a Comment