Jawaban yang paling jujur adalah: tidak tahu.
Hanya, kita bisa melihat rekaman dari apa yang sudah terjadi. Jika berinvestasi di bursa saham, kita bisa lihat gambaran IHSG alias Jakarta Composite Index...dan bisa lihat beberapa hal di sana.
Pertama, nampak bahwa ada garis support yang bertahan sepanjang tahun 2016 dengan arah garis ke atas -- jadi gerakan ke utara alias up-trend. Kemarin pada Rabu tanggal 13 Jul, IHSG ditutup pada high 5.133,933. Setelah itu muncul koreksi dan terakhir Jumat 15/8/2016 IHSG ditutup di 5.110,178.
Posisi ini jauh sekali dari garis support di kisaran 4.836 -- selisihnya ada sekitar minus 5,78% dari posisi tertinggi. Melihat gambar ini, kita bisa menduga dalam waktu dekat akan terjadi koreksi namun kecil kemungkinan akan lebih rendah dari 5000.
Dalam jangka panjang, ada "langit-langit" di 5.347, yang digambarkan sebagai garis mendatar. Posisi ini merupakan puncak yang dicapai pada 26 Mei 2015. Jika bagian ini bisa dilewati maka arah gerak kenaikan IHSG bisa lebih pasti. Resistance teratas adalah 5.523,29 pada tanggal 7 April 2015. Apakah ini bisa ditembus? Tidak tahu....
Tapi coba kita lihat. Jika di awal tahun 4 Jan 2016 dibuka pada IHSG 4580,165 dan seandainya bisa ditutup di 5.347 maka tahun 2016 ini ada kenaikan IHSG sebesar 16,74%.
Kalau sekarang 5110, ini sudah naik 11,57% ...dalam waktu setengah tahun ini masih ada peluang naik 5,17% di bursa saham. Ini hanya perkiraan, bisa lebih, juga bisa kurang.
Tapi, melihat indikator paling bawah, juga ada kemungkinan terjadi tekanan di bursa saham sehingga minus 2,15% ke batas psikologis 5000. Jika tembus itu, terus ke garis support di 4836. Manajemen risiko bisa memasang stoploss di 3% dan melakukan re-entry kembali setelah turun 2% lebih rendah.
Kalau memiliki polis iPlan dari Generali dengan ARMS, bisa pasang parameter 1-3-2. Atau jika Anda mau memantau IHSG, bisa install ChartNexus dan melakukan analisa di atas, terus beritahu Nasabah Anda manakala perlu lakukan switching.
DISCLAIMER: Investasi mengandung risiko dan tidak ada kepastian dari analisa diatas. Setiap investor bertanggung jawab atas keputusannya sendiri terkait investasinya. Saran di atas tidak bermaksud mendorong atau menolak suatu pembelian unit atau penjualan unit. Saya tidak bertanggung jawab atas segala keuntungan maupun kerugian yang terjadi akibat keputusan investasi dari investor.
Bagaimana dengan jangka waktu yang lebih panjang? Makin panjang, makin tidak diketahui. Manusia pada umumnya bisa memahami apa yang akan terjadi dalam waktu dekat. Bisa melakukan reaksi antisipasi yang tepat untuk kondisi yang akan terjadi sebentar lagi.
Pernah lihat orang main sepakbola? Bola ditendang melambung dari belakang. Pemain di tengah lapangan bisa berlari ke satu posisi lantas menggerakan kaki menerima umpan lambung. Ia sudah bersiap untuk menerima bola yang belum tiba. Notes: dia bisa menerima bola dengan tepat, bisa juga tidak. Banyak pemain yang gagal menerima umpan lambung!
Apakah kemudian pemain bola itu bisa menebak bila kesebelasannya akan memenangkan pertandingan? Tidak tahu, bukan? Yang bisa dilakukan adalah mengendalikan dan menyesuaikan secara terus menerus dari waktu ke waktu. Berusaha terus, dan semoga di ujung cerita berhasil menggolkan tujuan finansial.
Nah ini sekelumit tentang manajemen investasi. Saya nggak jelaskan lebih banyak soal indikator dalam gambar terlampir, hanya kalau mau tahu, di sana ada ichimoku kinko-hyo, ada MACD, dan ada osilator Stocastic. Semua indikator ini bagian dari analisa teknikal, yang perlu digabung dengan analisa fundamental dan manajemen uang, untuk menentukan manajemen investasi yang paling tepat.
Sambung lagi besok....
No comments:
Post a Comment