STRATEGI INVESTASI pada dasarnya adalah suatu skema untuk menaruh dana dengan cara tertentu di aset tertentu. Strategi investasi adalah solusi atas "persiapan pensiun" dan "pendidikan anak" serta berbagai kebutuhan di masa depan lainnya. Hari ini banyak agen asuransi unit link menawarkan produknya sebagai "tabungan" tapi memakai dana saham....tanpa strategi investasi.
Sebelum berangkat liburan, boleh ya, mengulas ini sedikit?
Pertama-tama, sekali lagi: asuransi unit link bukan sarana yang paling tepat untuk melakukan investasi saja. Keunggulan dari asuransi unit link adalah adanya ASURANSI JIWA, dan investasi lebih bertujuan untuk meningkatkan atau mendongkrak (leveraging) dari premi, sehingga bisa memberi manfaat asuransi jiwa yang lebih besar, atau lebih lama.
Untuk sisi asuransinya, manfaat adalah bagian dari perjanjian yang dijamin. Jadi ini bukan suatu variabel. Penilaian asuransi harus lihat dari biaya dan layanan yang diberikan, kemudahan klaim, bahkan juga kemudahan untuk mengeluh atas layanan yang diberikan.... tentunya tidak semua keluhan harus ditanggapi, semuanya kembali ke polis.
Untuk sisi investasinya, ada ketidakpastian. Namun, juga ada sejarah kinerja dari manajer investasi. Pokok pertama dari strategi investasi adalah mengetahui siapa yang mengepalai pelaksanaan investasi, di perusahaan asuransi jiwa. Investasi berbeda-beda hasilnya -- ada manajer investasi yang konservatif, ada yang agresif. Ada yang punya sistem kuat. Ada yang hanya kuat intuisinya.
Bagaimana melihat sejarah kinerja dari manajer investasi? Kita bisa melihat apa yang disebut sebagai Fund Factsheet, yang juga dikeluarkan oleh perusahaan reksa dana. Variasi lain adalah data tentang Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari unit. Dibutuhkan sedikit pengetahuan untuk mengolah data, malah bisa mendapat lebih banyak informasi dari data tersebut.
Jadi, investasi harusnya dipilih berdasarkan kinerja manajemen investasi, berupa NAB berdasarkan apa yang dilakukan oleh perusahaan asuransi jiwa itu sendiri.
Pokok kedua adalah bagaimana nasabah bisa mengendalikan investasinya: berapa biayanya dan apa fasilitasnya? Di Indonesia, biaya untuk investasi terjadwal (top up terjadwal) pada sistem front-end biasanya sebesar 5%, sedang untuk investasi tidak terjadwal antara 3%-5%. Fasilitas pada umumnya adalah kebebasan untuk menambah (top up) dan menarik (withdraw) investasi, serta melakukan switching yaitu perpindahan antar dana.
Pada Generali iPlan, ada fasilitas ARMS - Automatic Risk Management System. Hanya ada di sini saja yang otomatis, lainnya bisa dilakukan secara manual. Pelayanan nasabah menjadi penting: jika administrasinya terlalu makan waktu, mungkin merusak strategi investasinya.
Dengan pertimbangan kedua pokok ini, mungkin ada bagusnya berinvestasi di asuransi jiwa. Lihat dari kinerja dan fasilitas yang disediakan! Lalu, bagaimana strategi berinvestasinya?
Pada asuransi unit link ada satu strategi yang dulu saya sebut sebagai strategi TWO TOWERS. Bagaimana itu?
Asuransi unit link pertama dihitung hanya sebagai sarana asuransi jiwa. Jadi hitunglah kebutuhan asuransi jiwa dan manfaat tambahan, dan buat investasi yang konservatif serta terdiversifikasi, misalnya 60% di saham dan 40% di pendapatan tetap. Buat cara pembayaran tahunan, misalnya berdasarkan penerimaan bonus kerja tahunan.
Bayangkan bahwa setiap pembayaran premi tahunan adalah suatu menara, atau tower. Di antara dua tiang, nasabah bisa berinvestasi lagi -- masuk ke investasi tidak terjadwal -- dengan seluruhnya, 100% masuk ke dana saham.
Karena untuk asuransi sudah dihitung akan mengambil unit dari premi tahunan, maka penambahan unit saham bisa dilihat sebagai investasi lainnya. Ini adalah unit yang diakumulasi untuk ditaruh dan diambil.
Hanya, karena ini adalah unit saham, maka yang disarankan adalah lakukan evaluasi hanya setelah lewat 3 tahun, dan dana bisa ditarik setelah lewat 5 tahun. Jangka waktu penting, karena bagian kedua dari two towers adalah cara menaruh dananya.
Dengan melihat bahwa pergerakan harga unit saham itu sangat naik turun, maka cara yang paling tepat adalah menaruh dana secara periodik setiap bulan. Saat NAB nya turun, bisa mendapat lebih banyak unit -- itulah yang mau dikumpulkan dengan investasi secara teratur. Secara text book, cara investasi ini disebut Dollar Cost Averaging (DCA).
Diringkas Two Towers adalah asuransi unit link yang bayar premi tahunan dengan subdana konservatif, lalu di antara dua pembayaran premi tahunan itu, lakukan investasi periodik pada subdana saham yang volatilitasnya tinggi.
Harus dimonitor? Tentu, paling tidak 6 bulan sekali perlu dilihat berapa jumlah unit saham serta nilainya. Agen asuransi yang baik bisa mendampingi nasabahnya untuk melakukan hal itu, jika dikehendaki.
Kalau ada ARMS, lebih baik lagi -- lihat seperti apa pergerakan harga saham, dan sesuaikan dengan parameter ARMS nya. Itu bisa disetel dengan bebas melalui website Generali kan.
Atau kalau bukan Generali, agen bisa memberi pesan kepada nasabah untuk melakukan switching unit saham nya, tanpa perlu mengganggu unit untuk asuransinya.
Dalam skema ini, investasi tunggal tidak disarankan. Eh, sebenarnya pada kondisi ekonomi begini, di manapun juga tidak disarankan investasi tunggal. Ini karena situasi di mana pertumbuhan ekonomi dunia rendah dan goncangan bisa sangat keras, naik bisa sangat tinggi dan turun bisa sangat rendah.
Selalu ada cara untuk mendapatkan hasil yang lebih baik 'kan?
Permisi dulu.... mau ngejar pesawat.... hehe
ReplyDeleteThanks infonya. Oiya ngomongin investasi kayaknya ga lengkap deh kalo ga ngebahas sosok investornya. Nah, dalam hal ini, saya mau ngasih tau nih kalo tipe investor itu beraneka ragam. Lengkapnya cek disini ya: Tipe investor itu bermacam-macam, kamu masuk yang mana?