DALAM PERENCANAAN KEKAYAAN, ADA TABUNGAN, INVESTASI, DAN ASURANSI, yang mempunyai maksud dan tujuan berbeda. Sangat disayangkan, banyak orang yang tidak mengerti prinsip-prinsip ini. Ijinkan saya untuk menuliskannya di sini....
Kekayaan dibangun dari apa yang ada setelah Pendapatan dikurangi Pengeluaran. Kekayaan tidak dibangun dari hutang, tidak dibangun dari Revenue, melainkan dari Profit, dari keuntungan. Dalam perencanaan keuangan, ada pula ukuran setelah semua Pendapatan dikurangi Kewajiban, itu disebut dengan Nilai Bersih atau Net Worth.
Pendapatan juga ada dua macam, yang satu disebut pendapatan aktif, lainnya disebut pendapatan pasif. Perbedaannya adalah WAKTU yang harus diberikan untuk memperolehnya. Jika orang harus menyediakan waktu khusus untuk memperoleh pendapatan, maka itu disebut pendapatan aktif. Kalau orang tidak perlu menyediakan waktu khusus, itu disebut pendapatan pasif.
Mungkin ada yang berpikir bahwa berbisnis, memakai tenaga orang lain, adalah suatu pendapatan pasif. Itu mungkin betul jika sama sekali tidak dibutuhkan waktu untuk mengelolanya. Namun jika ternyata kehadiran dan waktu masih dibutuhkan -- walau tidak untuk mengerjakan apa yang biasa dikerjakan -- sebenarnya itu masih merupakan pendapatan aktif. Ok?
Jangan keliru: tidak ada yang salah dengan pendapatan aktif. Orang diciptakan untuk bekerja dan menghasilkan, dengan begitu memperoleh makna hidupnya.
Lalu, bagaimana dengan tabungan, investasi, dan asuransi?
TABUNGAN bukan investasi, bukan bertujuan untuk memberi kehidupan di masa depan. Tabungan ada untuk menjaga situasi di MASA KINI, sebagai sumber likuiditas alias duit tunai yang bisa langsung dipakai, apabila pada saat ini tidak ada pendapatan aktif yang cukup diperoleh. Tabungan adalah "memakai pendapatan di masa lalu untuk hidup di masa sekarang."
Jadi, kunci utama tabungan adalah likuiditasnya, tersedia dana cukup untuk memenuhi situasi darurat -- mungkin antara 3 sampai 6 bulan, dalam keadaan normal.
Bagaimana jika orang tidak punya tabungan? Tanpa tabungan, ia harus berhutang. Utang adalah "memakai pendapatan di masa yang akan datang untuk hidup di masa sekarang." Untuk itu, ia harus membayar biaya atas penggunaannya, karena ada nilai waktu dari uang. Jadi, utang adalah oposisi dari tabungan.
Daripada nanti berhutang, lebih baik membuat tabungan sekarang. Ya kan?
INVESTASI adalah untuk masa depan, bertujuan untuk masa depan yang lebih baik. Berinvestasi berarti menunda konsumsi duit yang ada di masa sekarang, supaya nilai uang itu bertambah dan menyediakan konsumsi yang lebih besar di MASA DEPAN. Dalam hal investasi, likuiditas bukan pertimbangan utama. Penentunya adalah imbal hasil nyata atau return riil dari investasi, yang dihitung dari rate of return dikurangi inflasi, di dalam waktu satu tahun.
Misalnya begini, ada investasi dalam surat utang atau obligasi yang memberikan imbal hasil 9% per tahun sebelum pajak. Nah, pajak dari obligasi adalah 15%, jadi imbal hasil bersihnya (setelah pajak) adalah 7,65% per tahun. Kalau di tahun ini ada inflasi inti sebesar 5%, maka imbal hasil nyata adalah 7,65% minus 5%, menjadi 2,65% per tahun.
Apakah 2,65% ini kecil? Mari kita hitung, misalnya ada dana sebesar 100 juta rupiah sekarang. Dengan berinvestasi di obligasi tadi dan disimpan selama 20 tahun, nilai 100 juta tadi akan menjadi 168,72 juta. -- semua diukur pada nilai masa kini lho. Seandainya 100 juta tadi cukup untuk membeli 1000 buah pizza super-duper, setelah berinvestasi nanti uangnya cukup untuk memperoleh 1687 buah pizza super-duper (asal selama waktu itu inflasinya 5% saja lho).
Paham? Itulah investasi. Sekarang beli 1000 pizza, nanti jadi bisa beli 1687 pizza. Menunda konsumsi hari ini, supaya nanti bisa konsumsi lebih banyak. *rakus mode ON*
Warren Buffet bilang, kalau berinvestasi harus untung. Kalau tidak untung, namanya bukan investasi melainkan spekulasi.
Sampai di sini, kita bisa lihat bahwa tidak mungkin mencampurkan kedua hal -- tabungan dan investasi -- seperti yang dibandingkan beberapa orang. Menabung itu utamanya bukan imbal hasil melainkan likuiditas, sedang berinvestasi itu justru harus lihat imbal hasil nyatanya.
ASURANSI adalah mengalihkan risiko dari tertanggung kepada penanggung, merupakan suatu pengaman atas nilai ekonomi yang mungkin hilang akibat kematian / binasa, sakit / rusak, cacat, atau hilang musnah, juga akibat risiko lainnya. Asuransi bukan tabungan dan juga bukan investasi.
Jika asuransi digabung dengan investasi, bukan berarti kedua produk itu melebur melainkan diadakan suatu sistem di mana orang berinvestasi untuk dicairkan agar bisa bayar premi asuransi dengan lebih ringan, di masa yang akan datang.
Jadi, asuransi pertama-tama harus sepadan dengan apa yang diasuransikan, atau dibilang harus ada kepentingan berasuransi alias INSURABLE INTEREST. Harus ada insurable interest pada saat surat pengajuan asuransi dibuat.
Ada asuransi yang melindungi dari kerugian yang terjadi dalam jangka pendek, satu tahun -- ini disebut asuransi kerugian, atau asuransi umum. Tetapi ketika berhubungan dengan keadaan manusia, asuransi melindungi dari kerugian yang terjadi dalam jangka panjang, bertahun-tahun yang akan datang -- bahkan sampai seumur hidup.
Tentunya ada perbedaan analisa risiko yang terjadi dalam jangka panjang, bukan hanya dari apa yang terjadi dalam jangka pendek seperti tiba-tiba mengalami kecelakaan atau tertular virus mematikan. Asuransi jiwa juga melindungi nilai ekonomi dalam jangka panjang, memberikan suatu kepastian di masa yang akan datang.
Bagaimana cara membangun kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang? Pertama-tama orang perlu memastikan pendapatannya lebih tinggi dari pengeluaran, berdisiplin dalam arus uangnya, dan memanfaatkan berbagai jasa lembaga keuangan untuk memperoleh tabungan, investasi, dan asuransi yang baik.
Eh, saya melupakan membahas satu hal lain: PAJAK. Saat ini perpajakan masih karut marut, banyak yang tidak benar. Bagusnya, sekarang ada Tax Amnesty. Kita saat ini sibuk melihat Tax Amnesty.
Saya melihat apa yang akan terjadi setelah lewat bulan Maret 2017. Saat itu, perpajakan akan menjadi faktor yang tidak boleh dilewatkan, harus diperhitungkan. Ingatlah bahwa Tax Amnesty berlaku untuk apa yang sudah terjadi dahulu -- pengampunan untuk apa yang sudah terjadi.
Tax Amnesty bukan pengampunan untuk apa yang belum terjadi, bukan? Setelah periode Tax Amnesty berakhir, proses menjadi kaya terkait erat dengan kepatuhan membayar pajak. Semua harus diperhitungkan dengan benar, jika masih mau jadi orang kaya di Indonesia.... atau di mana pun di seluruh dunia.
Sampai besok lagi.....
Catatan tentang Asuransi di Indonesia ini merupakan kumpulan posting di facebook.
Consultation
Donny A. Wiguna CFP, QWP, AEPP, QFE adalah QUALIFIED FINANCIAL EDUCATOR, dari FPSB sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi yang diakui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Melayani konsultasi dan bantuan penjelasan serta pelatihan Asuransi, Investasi, Dana Pensiun, dan Estate Planning. Berpengalaman mengajar dalam keuangan sejak 2007.
Hubungi Donny A. Wiguna dengan SMS atau Whatsapp di 0818-222-634
Area Bandung dan Jakarta serta sekitarnya.
No comments:
Post a Comment