Consultation

Donny A. Wiguna CFP, QWP, AEPP, QFE adalah QUALIFIED FINANCIAL EDUCATOR, dari FPSB sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi yang diakui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Melayani konsultasi dan bantuan penjelasan serta pelatihan Asuransi, Investasi, Dana Pensiun, dan Estate Planning. Berpengalaman mengajar dalam keuangan sejak 2007.

Hubungi Donny A. Wiguna dengan SMS atau Whatsapp di 0818-222-634
Area Bandung dan Jakarta serta sekitarnya.

Pencarian

Wednesday, July 27, 2016

Tahap Kehidupan

ADA EMPAT TAHAP DALAM KEHIDUPAN MANUSIA yang berbeda secara finansial. Produk asuransi jiwa memberikan manfaat dengan fokus yang berbeda di setiap tahap. Yang perlu diingat adalah, manusia mempunyai nilai yang tidak terbatas (beda dari objek asuransi lain). Dalam peristiwa musibah, ganti rugi atau indemnity tidak pernah mampu menutupi seluruh kehilangan yang terjadi. Premi menjadi batas bagi indemnity yang tersedia.

Tahap pertama dimulai dari hari kelahiran, pertumbuhan, masa sekolah, hingga akhir masa kuliah. Ini adalah masa seorang anak menghabiskan uang orang tuanya.... *grins*

Betul 'kan? Maka pada prinsipnya, anak-anak tidak punya nilai ekonomi, kecuali dalam kasus tertentu di mana anak dieksploitasi menghasilkan duit. Karena tidak punya nilai ekonomi, pada dasarnya anak-anak tidak butuh asuransi jiwa mendasar bila meninggal dunia.

Sedihnya amat sangat, namun orang tua tidak butuh penggantian asuransi jiwa atas meninggalnya anak. Malah bisa terasa amat sangat menyebalkan, ada orang melaporkan uang klaim asuransi sudah diserahkan atas kematian anak tercinta. Grrrr.... kembalikan anakku! Tidak usah ada segala uang itu, asal anak boleh kembali! ...demikianlah histerisnya sang bunda yang banjir air mata.

Asuransi yang dibutuhkan oleh anak-anak adalah asuransi kesehatan, baik penggantian biaya RS maupun hospital income. Soalnya, kalau anak-anak masuk RS, kan ditunggui oleh orang tuanya, yang mungkin akan menutup toko demi bisa menemani anak.

Yang paling baik adalah menemukan satu polis asuransi untuk sekeluarga, di mana anak mengikuti orang tua, tidak usah punya polis asuransi jiwa tersendiri. Itu akan menghemat biaya asuransi untuk polis asuransi jiwa jadi satu, ada biaya akuisisi dan biaya admin yang dihemat, serta biaya asuransi jiwa dasar.

Tahap kedua adalah masa dewasa muda; dimulai dengan pekerjaan pertama selepas kuliah, masa pacaran dan lamaran dan menikah, punya anak pertama. Ini berlangsung sampai usia kira-kira 40 tahun. Akan berbeda-beda tergantung orangnya, karirnya, dan kondisi ekonomi yang terjadi.

Di masa ini pendapatan masih minim, tertanggung / pemegang polis mempunyai potensi ekonomi yang belum terealisasi. DI tahap awal mungkin bekerja sebagai karyawan, lalu berpindah jadi wiraswasta. Beberapa orang benar-benar berbakat entrepreneur, tapi lainnya berbakat jadi eksekutif yang baik.

Karena pendapatan masih minim, kemampuan membayar premi juga terbatas. Uang Pertanggungan belum dirasakan perlu dalam jumlah besar, sementara itu ada risiko kecelakaan karena mobilitas anak muda yang umumnya lebih besar.

Bagaimanapun, dibutuhkan asuransi jiwa untuk menutupi biaya final bila mengalami musibah hingga meninggal dunia. Besaran asuransi dengan UP 50 - 200 juta bisa menutupi kebutuhan mendasar dalam peristiwa musibah, mengalami kecelakaan atau menderita penyakit yang menyebabkan meninggal dunia.

Di sisi lain, ini juga periode usia yang agresif, juga muncul kebutuhan investasi karena ada hal-hal yang harus ditanggung dalam keadaan setelah musibah: keluarga. Asuransi berjangka mungkin paling ringan untuk diambil, namun asuransi unit link juga bisa melayani dengan baik. Penting untuk memperhatikan apakah Nasabah mempunyai kebiasaan berhutang... Asuransinya perlu mengimbangi hutang yang tertutup.

Tahap Ketiga adalah masa pemantapan, mulai dari usia 40 hingga masa pensiun. Di masa ini, tantangannya memuncak: anak masuk kuliah, anak mau menikah, dan harus bersiap memasuki masa pensiun. Ini juga adalah masa di mana orang memutuskan untuk membeli rumah baru, membeli mobil baru, atau membelikan mobil untuk anaknya.

Di masa pemantapan ini, idealnya tertanggung punya produktivitas tinggi, diikuti pengeluaran yang lebih tinggi lagi. Dibutuhkan Asuransi Jiwa yang sepadan dengan nilai ekonomi, juga menutupi segala hutang-hutang serta memastikan tercapainya tujuan-tujuan ekonomi oleh keluarga.

Ini juga adalah periode dimana orang mulai menyadari ada penyakit degeneratif menghantui: kolesterol, tekanan darah tinggi, diabetes, dan kanker. Dibutuhkan asuransi kesehatan yang lebih tinggi, sehingga menutupi semua tagihan sampai usia lanjut.

Masa-masa akhir dari tahap ini adalah kesempatan terakhir untuk berasuransi. Secara umum, batasannya adalah usia 55 tahun; di masa itu, pikirkanlah untuk mengambil asuransi jiwa TERAKHIR KALINYA, dengan UP dan asuransi kesehatan yang penuh.

Begini, secara teori memang ada produk yang mengijinkan orang berusia 60, 65 tahun masih bisa mengajukan perjanjian asuransi jiwa. Mungkin bisa -- pasti butuh cek medis -- dan biayanya besar sekali, sesuai dengan tingkat risiko yang besar pula. Jadi, secara efisien, sebaiknya mengambil asuransi jiwa terakhir sebelum usia 56 tahun!

Tahap keempat adalah masa kekayaan didistribusikan. Di tahap keempat ini, dari usia pensiun hingga tutup usia, tidak banyak lagi pendapatan aktif yang diharapkan. Buat apa segala kekayaan itu? Usia pensiun adalah usia untuk mengejar aspirasi sosial dan rohani. Aspirasi untuk mengembangkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua orang lain.

Kekayaan ada dan dikumpulkan selama masa produktif, kini dipersiapkan sebagai warisan kepada anak. Ada baiknya mengurus untuk membuat surat wasiat, terutama bila banyak meninggalkan properti sebagai warisan.

Asuransi jiwa adalah sarana yang baik untuk mendistribusikan kekayaan. Ada likuiditas yang tinggi, biaya klaim yang rendah, kepastian dana diberikan tanpa perlu penetapan pengadilan, dan bebas pajak. Di tahap ini, asuransi jiwa tidak lagi bicara tentang penggantian pendapatan (income replacement).

Di tahap keempat ini kita berbicara tentang Estate Planning, atau yang lebih luas dari itu, Legacy Planning.

Gambaran besar ini bisa menjadi dasar untuk pembahasan yang lebih dalam dari bagian-bagiannya.

Sementara itu, sampai besok lagi....

No comments:

Post a Comment